Kamis, 13 Oktober 2011

asal usul manusia dan fenomena alam


TUGAS MATA KULIAH MAKALAH
 ILMU ALAMIAH DASAR


OLEH
NAMA : RIZKY ANANDA
NPM : 56211364
Kelas : Reguler Pagi / A










UNIVERSITAS GUNADARMA
2011



KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Dengan Rahmat dan Karunia ALLAH SWT Tuhan Semesta Alam dan tak lupa kita curahkan junjungan serta salam kepada Baginda Nabi Besar MUHAMMAD SAW, kepada Keluarganya, kepada Sahabatnya dan kepada Seluruh Umatnya. Dengan diberikan akal yang sempurna dan kemampuan berfikir yang baik saya sangat Bersyukur dan Terima Kasih banyak kepada ALLAH SWT. Dan saya berterima kasih banyak kepada ibu erma yang tidak pernah lelah dan letih dalam memberikan ilmu-ilmunya kepada saya agar saya menjadi generasi penerus yang cinta Negara Indonesia. Maka dari itu, Saya dapat selesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun, Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini mohon di maafkan yang sebesar-besarnya, karena kekurangan hanya milik saya dan kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa.

WASSALAMMUALAIKUM WR.WB.


                                                                                                      HORMAT SAYA



                                                                                                           RIZKY ANANDA







FENOMENA ALAM

PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.

Apabila gunung berapi meletus,
magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui pelbagai cara seperti berikut:
1.      Aliran lava.
2.      Letusan gunung berapi.
3.       Aliran lumpur.
4.      Abu.
5.      Kebakaran hutan.
6.      Gas beracun.
7.      Gelombang tsunami.
8.      Gempa bumi.

Pada saat ini badan vulkanologi belum dapat memastikan kapan suatu gunung berapi akan meletus, karena manusia hanya dapat memprediksi berdasarkan gejala yang diperoleh. Selain itu warga disekitar gunung api juga masih ada yang belum tahu cara menanggulangi sebelum terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.






TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui arti dari gunung api, bahaya dari gunung Api, dan cara menanggulanginya. Agar para penduduk di sekitar gunung berapi dapat mengetahui ciri-ciri gunung meletus sehingga dapat mengurangi kehilangan harta dan nyawa.

BATASAN


Dalam setiap bencana alam yang terjadi itu semua dari alloh swt namun di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri yang tidak merawat alam ini dan tidak mematuhi perintah alloh swt. Gunung berapi merupakan fenomena alam yang sering terjadi di negara indonesia karena negara indonesia ini begitu banyak pengununggan dan lautan sehingga dampak terbesar ada di negara indonesia. Alam yang di ciptakan alloh swt alam yang sangat indah dan bagus semua karena bentuk kasih sayang alloh swt kepada semua hambanya namun hambanya yang tidak menyayanginya sehingga banyak melakukan  maksiat dan melalaikan perintahnya.

Gunung berapi kebanyakan terdapat di pulau jawa dan kalimantan di dua pulau inilah pengununggan banyak yang aktif sehingga timbulah gunung berapi. Kebanyakan dari bencana gunung berapi ini sangat membahayakan semua orang dan dapat menyebabkan kematian oleh lahar panas, lahar dingin dan abu magmanya dari gunung berapi tersebut. Setiap gunung yang aktif itu akan dapat menyeburkan lahar dan magma yang panas yang dapat menelan korban jiwa di negara indonesia ini.

Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.Gunung api diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu
(1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan
(2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
(3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer;
(4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunung api dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
(1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
(2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
(3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik.Material yang dierupsikan berupa batu apung dalam jumlah besar;
(4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunung api strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
(5) Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batu apung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
(6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
(7) Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung api, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunung api utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
Penampang suatu gunung api dan bagian-bagiannya.(Modifikasi dari Krafft, 1989)
Struktur gunung api, terdiri atas :
 (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunung api, bentuknya relatif bundar;

(2) kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunung api akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunung api diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera;
(3) rekahan dan graben, retakan-retakan atau patahan pada tubuh gunung api yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben;
(4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pembentukan gunung api akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

A.Mulai terbentuknya Gunung Api

Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung api. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.

B.Terjadinya Gunung Api

Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

C.Asal terjadinya Gunung Api

            Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempa bumi dan gunung api. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi. Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk. 200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel.

D.Terbentuknya Gunung Api

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunung api berbeda :

1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudera.

2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di tepi benua.

3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunung api perisai.

Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunung api ter bentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunung api, busur gunung api tengah samudera, busur gunung api tengah benua dan busur gunung api dasar samudera.
Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunung api terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll.

E.Bahaya Gunung Api

            Bahaya letusan gunung api dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusan gunung api adalah :

1. Leleran lava leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunung api, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya. Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur.

2. Aliran piroklastik (awan panas) aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut. Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagi penduduk sekitar gunung api.

3. Jatuhan piroklastik adalah Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan. Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggu pernafasan dan membahayakan jalur penerbang pesawat.

4. Lahar letusan adalah Lahar letusan terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

5. Gas vulkanik beracun adalah Gas beracun umumnya muncul pada gunung api aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh. Pengeluaran gas CO2 di G. Dieng membunuh banyak penduduk.

Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunung api aktif:

1. Lahar Hujan adalah Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunung api yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur.

2. Banjir bandang adalah Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunung api karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

3. Longsoran vulkanik adalah Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunung api, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunung api sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempa bumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunung api secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

Lahar G. Galunggung 1982 menghanyutkan rumah-rumah dan menguburnya.

F. Penanggulangan Gunung Api

            Dalam penanggulangan bencana letusan gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.

1.Sebelum terjadi letusan dilakukan :

Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunung api aktif,
Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung api yang didukung dengan Peta Geologi Gunung api,
Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api,
Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunung api,
Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung api,
Melakukan peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya seperti peningkatan sarana dan prasarananya.

2.Setelah terjadi letusan :

Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan, Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya, Memberikan saran penanggulangan bahaya, Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang, Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak, Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun, Melanjutkan memantauan rutin.


KESIMPULAN

Gunung meletus merupakan suatu bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak manusia yang tewas pada bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus banyak bahaya langsung yang dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava, aliran piroklastik/ awan panas, jatuhan piroklastik, lahar letusan, dan gas vulkanik beracun. Bahaya sekunder yang terjadi pada saat atau setelah terjadi gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsoran vulkanik.

ASAL USUL MANUSIA
Pendahuluan

a.      Latar Belakang

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Muqadimah
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?
Asal Usul Manusia menurut Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
“Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…..” (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah terseb METODE PENULISAN

a.      Studi Pustaka



[1] K. Sohraby, D. Minoli, T. Znati, 2007, “Fenomena alam di seluruh dunia”,  Boston, Wiley-interscience.

[2] Koutroullos, Marios,2007, “Biological Nature and Ilmu alamiah dasar”,  Amsterdam, University of Cyprus.

[3] Ilyas, Mohammad. Mahgoub,2007, Ilmu Alamiah Dasar Dunia”,  London, Boca Raton: CRC Press.



TUJUAN

            Tujuan diciptakan manusia adalah untuk selalu taat beribadah kepada alloh swt dan menjauhi segala laranggannya. Manusia di ciptakan berbagai macam kelebihan dan kekurangan tidak ada yang sempurna dan tidak mungkin menjadi sempurna. Alloh swt menciptakan manusia agar senantiasa taat tunduk dan patuh dalam segala perintahnya agar mereka dapat meniti jalan sirotul mustakim yaitu jalan yang lurus jalan yang alloh ridhoi dan bukan jalan yang alloh murkai. Selain beribadah dengan taat manusia juga harus mencari ilmu dan menambah ilmu tersebut agar dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

            Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk yang lainnya, manusia memiliki akal agar dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk. Di samping itu manusia memiliki hawa nafsu yang dapat membawa kebaikan jika bisa mengendalikan dengan baik dan di jalan yang benar namun jika tidak mengendalikan dengan baik maka manusia akan di kendalikan oleh hawa nafsu dan akan menjadi manusia yang derajatnya lebih rendah dari binatang.

            Manusia yang baik adalah manusia yang memiliki akhlak yang mulia, senantiasa beribadah dan selalu mengendalikan/melawan hawa nafsu jika hawa nafsu itu di tempat yang salah bisa di lawan/di kendalikan menjadi di tempat yang baik dan benar. Setiap insan manusia mempunyai sifat, sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda ada yang baik akhlaknya dan ada yang buruk namun kita selayaknya harus bisa menjadi pribadi manusia yang baik agar kita di kenal oleh semua orang manusia yang baik akhlaknya dan akhlak yang baik itulah akhlak rasullulloh saw sebaik-baiknya akhlak dan manusia paling taat serta mulia.
           
            Jadilah manusia yang berbudi pekerti luhur, saling menolong kepada sesama dan memilik akhlak yang mulia agar kita dapat menjadi insan yang mulia dan yang paling di sayang serta di cintai oleh alloh swt. Jauhilah akhlak yang buruk dan taatlah dalam ibadah jangan pernah lupa sama yang menciptakan kita semua yaitu alloh swt.
BATASAN

            Manusia di ciptakan alloh swt dari tanah dengan sebaik-baiknya pencipta dan nabi adam as manusia pertama yang alloh swt ciptakan tidak lewat ibu/bapak tetapi langsung diciptakan alloh swt. Dan manusia yang kedua adalah siti hawa yang alloh swt ciptakan untuk nabi adam as sebagai teman hidup agar mereka semua bertakwa dan beriman kepada alloh swt. Alloh swt sangat sempurna menciptakan manusia dengan di beri akal agar mereka semua berfikir mana yang baik dan mana yang buruk agar mereka tidak tersesat di dunia fana ini. Menjalankan perintah alloh swt dan menjauhi segala laranggannya untuk mensyukuri banyak nikmat yang alloh swt berikan kepada semua hambanya.
Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”. (HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : “Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu”. Selain itu beliau juga mengatakan, “Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya.”
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)…” (QS. Az Zumar (39) : 6).
Khatimah
Dari uraian diatas jelas tampak bahwa pernyataan dalam surat Al Baqarah ayat 2 -3 tersebut diatas benar adanya dalam hal ini dapat dibuktikan secara ilmiah terutama dalam kaitannya dengan asal-usul kejadian manusia.
“Sesungguhnya manusia itu (berasal) dari Adam. Dan Adam itu (diciptakan) dari tanah” (HR. Bukhari)
Pada edisi yang lalu telah diuraikan tentang proses kejadian manusia pertama (Adam), manusia kedua (Siti Hawa), dan proses kejadian manusia keturunan Adam dan Hawa selain Nabi Isa a.s.
Lalu bagaimanakah proses kejadian Nabi Isa a.s ? Dan bagaimana pula keterkaitan informasi dari Al Qur’an dengan bukti-bukti ilmiah tentang asal-usul manusia dan sanggahan adanya teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin ?
Asal Usul manusia menurut teori evolusi dan sanggahannya
Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran(pengertian) bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.
Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species” dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang menyangkut asal usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka.
Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh Darwin. Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama sepanjang masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 – 1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 – 1450 cm3. Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia. Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang  100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini±ini selama  tidak mengemukakan alasannya.
Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
KESIMPULAN

Setiap insan manusia di ciptakan alloh swt dengan sangat sempurna dan sangat mulia namun manusia yang tidak pernah bersyukur yang akan dapat membuat murka alloh swt. Alloh swt memberikan akal di dalam manusia agar mereka semua berfikir tanda-tanda kebesaran alloh swt dan mereka semua tidak melampaui batas atas dosa-dosa yang mereka perbuat. Alloh swt telah menakdirkan manusia berbagai dari rejeki, umurnya/ajalnya, nasib baik/buruknya dan amalannya baik/buruk namun manusia tidak boleh menyerah jika mereka di tempat yang salah/di saat berbuat maksiat cepat-cepat bertaubat agar alloh swt tidak murka padanya. Sebaik-baiknya manusia disaat punya banyak salah dan dosa dia bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan dan dosa tersebut.

Setiap yang dilakukan manusia baik untuk amalan baik ataupun buruk semua akan dimintai pertanggung jawaban di yaumil akhir kelak maka dari itu berusahalah untuk jadi yang terbaik dan menghindari setiap kesalahan dan dosa-dosa yang membuat diri kita terhalang dari surganya alloh swt. Menjalankan segala perintah alloh swt dan menjauhi semua laranggannya insyaalloh akan selamat dari kerasnya siksa neraka.
METODE PENULISAN

A.    Studi Pustaka


      [1] H. Firdaus. S.SI, 2005, “Ilmu Agama Islam”, Bogor,  Muhammad Toha.

      [2] H. Husain, 2005, “ASAL USUL MANUSIA MENURUT AGAMA ISLAM”, Bandung, Ade Eris Setiawan.


Kamis, 06 Oktober 2011


JUDUL
FENOMENA ALAM DAN ASAL USUL MANUSIA


TUGAS MATA KULIAH MAKALAH
 ILMU ALAMIAH DASAR


OLEH
NAMA : RIZKY ANANDA
NPM : 56211364
Kelas : Reguler Pagi / A










UNIVERSITAS GUNADARMA
2011



KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Dengan Rahmat dan Karunia ALLAH SWT Tuhan Semesta Alam dan tak lupa kita curahkan junjungan serta salam kepada Baginda Nabi Besar MUHAMMAD SAW, kepada Keluarganya, kepada Sahabatnya dan kepada Seluruh Umatnya. Dengan diberikan akal yang sempurna dan kemampuan berfikir yang baik saya sangat Bersyukur dan Terima Kasih banyak kepada ALLAH SWT. Dan saya berterima kasih banyak kepada ibu erma yang tidak pernah lelah dan letih dalam memberikan ilmu-ilmunya kepada saya agar saya menjadi generasi penerus yang cinta Negara Indonesia. Maka dari itu, Saya dapat selesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun, Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini mohon di maafkan yang sebesar-besarnya, karena kekurangan hanya milik saya dan kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa.

WASSALAMMUALAIKUM WR.WB.


                                                                                                      HORMAT SAYA



                                                                                                           RIZKY ANANDA







FENOMENA ALAM

PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.

Apabila gunung berapi meletus,
magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui pelbagai cara seperti berikut:
1.      Aliran lava.
2.      Letusan gunung berapi.
3.       Aliran lumpur.
4.      Abu.
5.      Kebakaran hutan.
6.      Gas beracun.
7.      Gelombang tsunami.
8.      Gempa bumi.

Pada saat ini badan vulkanologi belum dapat memastikan kapan suatu gunung berapi akan meletus, karena manusia hanya dapat memprediksi berdasarkan gejala yang diperoleh. Selain itu warga disekitar gunung api juga masih ada yang belum tahu cara menanggulangi sebelum terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui arti dari gunung api, bahaya dari gunung Api, dan cara menanggulanginya. Agar para penduduk di sekitar gunung berapi dapat mengetahui ciri-ciri gunung meletus sehingga dapat mengurangi kehilangan harta dan nyawa.


BATASAN



Dalam setiap bencana alam yang terjadi itu semua dari alloh swt namun di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri yang tidak merawat alam ini dan tidak mematuhi perintah alloh swt. Gunung berapi merupakan fenomena alam yang sering terjadi di negara indonesia karena negara indonesia ini begitu banyak pengununggan dan lautan sehingga dampak terbesar ada di negara indonesia. Alam yang di ciptakan alloh swt alam yang sangat indah dan bagus semua karena bentuk kasih sayang alloh swt kepada semua hambanya namun hambanya yang tidak menyayanginya sehingga banyak melakukan  maksiat dan melalaikan perintahnya.

Gunung berapi kebanyakan terdapat di pulau jawa dan kalimantan di dua pulau inilah pengununggan banyak yang aktif sehingga timbulah gunung berapi. Kebanyakan dari bencana gunung berapi ini sangat membahayakan semua orang dan dapat menyebabkan kematian oleh lahar panas, lahar dingin dan abu magmanya dari gunung berapi tersebut. Setiap gunung yang aktif itu akan dapat menyeburkan lahar dan magma yang panas yang dapat menelan korban jiwa di negara indonesia ini.

METODE PENULISAN

a.      Studi Pustaka


Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.Gunung api diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu
(1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan
(2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
(3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer;
(4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunung api dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
(1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
(2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
(3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik.Material yang dierupsikan berupa batu apung dalam jumlah besar;
(4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunung api strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
(5) Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batu apung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
(6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
(7) Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung api, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunung api utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
Penampang suatu gunung api dan bagian-bagiannya.(Modifikasi dari Krafft, 1989)
Struktur gunung api, terdiri atas :
 (1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunung api, bentuknya relatif bundar;
(2) kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunung api akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunung api diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera;
(3) rekahan dan graben, retakan-retakan atau patahan pada tubuh gunung api yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben;
(4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pembentukan gunung api akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

A.Mulai terbentuknya Gunung Api

Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung api. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.

B.Terjadinya Gunung Api

Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera

C.Asal terjadinya Gunung Api

            Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempa bumi dan gunung api. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi. Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk. 200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel.

D.Terbentuknya Gunung Api

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunung api berbeda :

1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudera.

2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunung api perisai.

Penampang diagram yang memper lihatkan bagaimana gunung api ter bentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunung api, busur gunung api tengah samudera, busur gunung api tengah benua dan busur gunung api dasar samudera.
Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunung api terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll.

E.Bahaya Gunung Api

            Bahaya letusan gunung api dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusan gunung api adalah :

1. Leleran lava leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunung api, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya. Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur.

2. Aliran piroklastik (awan panas) aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut. Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagi penduduk sekitar gunung api.

3. Jatuhan piroklastik adalah Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan. Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggu pernafasan dan membahayakan jalur penerbang pesawat.

4. Lahar letusan adalah Lahar letusan terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

5. Gas vulkanik beracun adalah Gas beracun umumnya muncul pada gunung api aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh. Pengeluaran gas CO2 di G. Dieng membunuh banyak penduduk.

Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunung api aktif:

1. Lahar Hujan adalah Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunung api yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur.

2. Banjir bandang adalah Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunung api karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

3. Longsoran vulkanik adalah Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunung api, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunung api sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempa bumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunung api secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

Lahar G. Galunggung 1982 menghanyutkan rumah-rumah dan menguburnya.

F. Penanggulangan Gunung Api

            Dalam penanggulangan bencana letusan gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.

1.Sebelum terjadi letusan dilakukan :

Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunung api aktif,
Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung api yang didukung dengan Peta Geologi Gunung api,
Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api,
Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunung api,
Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung api,
Melakukan peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya seperti peningkatan sarana dan prasarananya.

2.Setelah terjadi letusan :

Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan, Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya, Memberikan saran penanggulangan bahaya, Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang, Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak, Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun, Melanjutkan memantauan rutin.


KESIMPULAN

Gunung meletus merupakan suatu bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak manusia yang tewas pada bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus banyak bahaya langsung yang dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava, aliran piroklastik/ awan panas, jatuhan piroklastik, lahar letusan, dan gas vulkanik beracun. Bahaya sekunder yang terjadi pada saat atau setelah terjadi gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsoran vulkanik.











ASAL USUL MANUSIA
Pendahuluan

a.      Latar Belakang

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Muqadimah
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?
Asal Usul Manusia menurut Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
“Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…..” (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
TUJUAN

            Tujuan diciptakan manusia adalah untuk selalu taat beribadah kepada alloh swt dan menjauhi segala laranggannya. Manusia di ciptakan berbagai macam kelebihan dan kekurangan tidak ada yang sempurna dan tidak mungkin menjadi sempurna. Alloh swt menciptakan manusia agar senantiasa taat tunduk dan patuh dalam segala perintahnya agar mereka dapat meniti jalan sirotul mustakim yaitu jalan yang lurus jalan yang alloh ridhoi dan bukan jalan yang alloh murkai. Selain beribadah dengan taat manusia juga harus mencari ilmu dan menambah ilmu tersebut agar dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

            Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk yang lainnya, manusia memiliki akal agar dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk. Di samping itu manusia memiliki hawa nafsu yang dapat membawa kebaikan jika bisa mengendalikan dengan baik dan di jalan yang benar namun jika tidak mengendalikan dengan baik maka manusia akan di kendalikan oleh hawa nafsu dan akan menjadi manusia yang derajatnya lebih rendah dari binatang.

            Manusia yang baik adalah manusia yang memiliki akhlak yang mulia, senantiasa beribadah dan selalu mengendalikan/melawan hawa nafsu jika hawa nafsu itu di tempat yang salah bisa di lawan/di kendalikan menjadi di tempat yang baik dan benar. Setiap insan manusia mempunyai sifat, sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda ada yang baik akhlaknya dan ada yang buruk namun kita selayaknya harus bisa menjadi pribadi manusia yang baik agar kita di kenal oleh semua orang manusia yang baik akhlaknya dan akhlak yang baik itulah akhlak rasullulloh saw sebaik-baiknya akhlak dan manusia paling taat serta mulia.
           
            Jadilah manusia yang berbudi pekerti luhur, saling menolong kepada sesama dan memilik akhlak yang mulia agar kita dapat menjadi insan yang mulia dan yang paling di sayang serta di cintai oleh alloh swt. Jauhilah akhlak yang buruk dan taatlah dalam ibadah jangan pernah lupa sama yang menciptakan kita semua yaitu alloh swt.
BATASAN

            Manusia di ciptakan alloh swt dari tanah dengan sebaik-baiknya pencipta dan nabi adam as manusia pertama yang alloh swt ciptakan tidak lewat ibu/bapak tetapi langsung diciptakan alloh swt. Dan manusia yang kedua adalah siti hawa yang alloh swt ciptakan untuk nabi adam as sebagai teman hidup agar mereka semua bertakwa dan beriman kepada alloh swt. Alloh swt sangat sempurna menciptakan manusia dengan di beri akal agar mereka semua berfikir mana yang baik dan mana yang buruk agar mereka tidak tersesat di dunia fana ini. Menjalankan perintah alloh swt dan menjauhi segala laranggannya untuk mensyukuri banyak nikmat yang alloh swt berikan kepada semua hambanya.

METODE PENULISAN

A.    Studi Pustaka


Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”. (HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : “Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu”. Selain itu beliau juga mengatakan, “Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya.”
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)…” (QS. Az Zumar (39) : 6).
Khatimah
Dari uraian diatas jelas tampak bahwa pernyataan dalam surat Al Baqarah ayat 2 -3 tersebut diatas benar adanya dalam hal ini dapat dibuktikan secara ilmiah terutama dalam kaitannya dengan asal-usul kejadian manusia.
“Sesungguhnya manusia itu (berasal) dari Adam. Dan Adam itu (diciptakan) dari tanah” (HR. Bukhari)
Pada edisi yang lalu telah diuraikan tentang proses kejadian manusia pertama (Adam), manusia kedua (Siti Hawa), dan proses kejadian manusia keturunan Adam dan Hawa selain Nabi Isa a.s.
Lalu bagaimanakah proses kejadian Nabi Isa a.s ? Dan bagaimana pula keterkaitan informasi dari Al Qur’an dengan bukti-bukti ilmiah tentang asal-usul manusia dan sanggahan adanya teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin ?
Asal Usul manusia menurut teori evolusi dan sanggahannya
Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran(pengertian) bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.
Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species” dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang menyangkut asal usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka.
Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh Darwin. Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama sepanjang masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 – 1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 – 1450 cm3. Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia. Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang  100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini±ini selama  tidak mengemukakan alasannya.
Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
KESIMPULAN

Setiap insan manusia di ciptakan alloh swt dengan sangat sempurna dan sangat mulia namun manusia yang tidak pernah bersyukur yang akan dapat membuat murka alloh swt. Alloh swt memberikan akal di dalam manusia agar mereka semua berfikir tanda-tanda kebesaran alloh swt dan mereka semua tidak melampaui batas atas dosa-dosa yang mereka perbuat. Alloh swt telah menakdirkan manusia berbagai dari rejeki, umurnya/ajalnya, nasib baik/buruknya dan amalannya baik/buruk namun manusia tidak boleh menyerah jika mereka di tempat yang salah/di saat berbuat maksiat cepat-cepat bertaubat agar alloh swt tidak murka padanya. Sebaik-baiknya manusia disaat punya banyak salah dan dosa dia bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan dan dosa tersebut.

Setiap yang dilakukan manusia baik untuk amalan baik ataupun buruk semua akan dimintai pertanggung jawaban di yaumil akhir kelak maka dari itu berusahalah untuk jadi yang terbaik dan menghindari setiap kesalahan dan dosa-dosa yang membuat diri kita terhalang dari surganya alloh swt. Menjalankan segala perintah alloh swt dan menjauhi semua laranggannya insyaalloh akan selamat dari kerasnya siksa neraka.