KATA
PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM
WR.WB.
Dengan
Rahmat dan Karunia ALLAH SWT Tuhan Semesta Alam dan tak lupa kita curahkan
junjungan serta salam kepada Baginda Nabi Besar MUHAMMAD SAW, kepada
Keluarganya, kepada Sahabatnya dan kepada Seluruh Umatnya. Dengan diberikan
akal yang sempurna dan kemampuan berfikir yang baik saya sangat Bersyukur dan
Terima Kasih banyak kepada ALLAH SWT. Dan saya berterima kasih banyak kepada ibuyang tidak pernah lelah dan letih dalam memberikan
ilmu-ilmunya kepada saya agar saya menjadi generasi penerus yang cinta Negara
Indonesia. Maka dari itu, Saya dapat selesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Namun, Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah
ini mohon di maafkan yang sebesar-besarnya, karena kekurangan hanya milik saya
dan kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa.
WASSALAMMUALAIKUM
WR.WB.
HORMAT
SAYA
RIZKY ANANDA
Pemerintah
Bunuh Diri jika Harga BBM Naik Tengah Tahun
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur
Statistik Harga Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, kenaikan
harga bahan bakar minyak bersubsidi sulit dilakukan pada tengah tahun, seperti
bulan Juli. Pasalnya, kata dia, bulan tersebut merupakan masa liburan sekolah
dan masa menjelang Lebaran.
"Oh, riskan (tengah tahun). Saya kira
pemerintah tidak akan berani. Kalau mau, September-Oktober kenaikannya, yang
aman di sana," ujar Sasmito kepada Kompas.com, di BPS, Jakarta,
Senin (2/4/2012).
Ia menerangkan, bulan Maret-April sebenarnya
adalah yang paling aman untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, biasanya
dua bulan ini terjadi deflasi atau sekalipun terjadi inflasi masih kecil
besarannya mengingat bulan-bulan tersebut adalah masa panen raya. Masa panen
raya juga berlangsung pada September-Oktober. Sasmito juga mengatakan, dua
bulan tersebut merupakan masa setelah Lebaran. "Setelah Lebaran kan daya
beli kita turun. Harga ayam jatuh, segala macam jatuh. Nah pas tuh," sebut
dia.
Namun, jika harga BBM bersubsidi dinaikkan pada
tengah tahun, itu adalah suatu hal yang sulit. Bulan-bulan pada tengah tahun
biasanya merupakan musim liburan dan tahun ajaran baru. Sekaligus masa
menjelang puasa. "Ditambah harga BBM naik, pemerintah bunuh diri kalau
menaikkan pada bulan Juli. Tidak akan," tegas Sasmito.
Oleh sebab itu, BPS melihat lebih aman jika
kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan September-Oktober. Ia memperkirakan,
jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liter pada
bulan tersebut, dampaknya terhadap inflasi tidak besar. Ia memperkirakan
inflasi tidak akan sampai 6,8 persen seperti asumsi pemerintah dalam APBN-P
2012. Ia memprediksi inflasi hanya sekitar 6 persen. "Kalau (kenaikan) di
bawah Rp 1.500, ya lebih kecil lagi (dampaknya terhadap inflasi),"
tambahnya.
Sasmito kembali mengingatkan, hitungan BPS yakni
setiap kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 500, maka tambahan inflasi langsung
sekitar 0,3 persen. Sedangkan, dampak inflasi tidak langsung sekitar satu
hingga dua kali lipat dari dampak langsung. "Kalau misalnya naik Rp 500
maka inflasi di bulan itu berkisar 0,5 sampai 1,2 persen. Kira-kira di
situlah," terang dia.
Sebelumnya, baik pemerintah maupun pengamat
memprediksi harga BBM bersubsidi bisa naik pada bulan Mei atau Juli. Wakil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo
mengatakan, kenaikan harga BBM mungkin naik pada Mei mendatang. "Pokoknya
asal 6 bulan, dari mana saja. Kalau sekarang enggak mungkin. Enam bulan
sekarang belum mencapai 15 persen. Kalau Mei enam bulan ke belakang, sudah 15
persen naik. Mei juga bisa naik kalau jeblok harga minyaknya, ya
langsung," ujar Widjajono, di Kompleks DPR, Jakarta, Sabtu (31/3/2012)
dini hari.
Sementara itu, pengamat energi Kurtubi bahkan
memperkirakan kenaikan harga BBM bersubsidi bisa terjadi pada bulan Juli.
"Jika (enam bulan) dihitung dari Januari, akhir Juni atau awal Juli harga
BBM bisa naik. Tapi itu tergantung kondisi pasar minyak dunia," ujar
Kurtubi kepada Kompas.com, Minggu (1/4/2012).