PKS TOLAK KELUAR DARI KOALISI
Wakil Ketua
DPR yang juga Sekjen PKS, Anis Matta mengatakan dinamika pengambilan keputusan
UU Pemilu yang disahkan DPR pada Kamis (12/4) di mana fraksi-fraksi memiliki
pandangan dan sikap masing-masing yang tidak harus sejalan dengan apa yang
diputuskan setgab adalah satu hal yang normal dalam demokrasi.
Karena itu, Anis heran kalau ada niatan mendepak untuk PKS dari koalisi karena perbedaan pendapat pada pengambilan keputusan dalam rapat paripurna APBNP 2012 akhir Maret lalu.
Karena itu, Anis heran kalau ada niatan mendepak untuk PKS dari koalisi karena perbedaan pendapat pada pengambilan keputusan dalam rapat paripurna APBNP 2012 akhir Maret lalu.
”Jadi kalau kami dikeluarkan dari
koalisi karena alasan kami berbeda pendapat dalam pengambilan keputusan
paripurna mengenai APBNP 2012 lalu, kami tidak terima. Sebab dalam rapat
paripurna UU Pemilu hari ini (kemarin, Red), jelas terlihat setiap orang atau
partai punya asumsi sendiri atas kepentingan yang mereka wakili. Jadi
seharusnya perbedaan pendapat pada paripurna 2012 tidak perlu ditanggapi
terlalu berlebihan,” lontar Anis di Gedung DPR , Kamis (12/4).
Ia menilai jika tata cara kelola masalah dan perbedaan dilalukan seperti yang terlihat pada paripurna UU Pemilu, maka keputusan PKS untuk berbeda pada paripurna UU APBNP juga tidak perlu diributkan. ”Hari ini kita saksikan panorama pengelolaan kepentingan partai-partai yang sangat berbeda. Tapi semua proses berlangsung sangat demokratis tanpa ada stigma kontrol atas mereka itu. Ini contoh yang sangat baik, betapa polarisasi politik di antara parpol luar biasa besarnya. Jadi, kita perlu mengelola dengan sangat apik dan demokratis dan berorientasi pada pengelolaan kepentingan berbeda,” papar Anis.
Ia menilai jika tata cara kelola masalah dan perbedaan dilalukan seperti yang terlihat pada paripurna UU Pemilu, maka keputusan PKS untuk berbeda pada paripurna UU APBNP juga tidak perlu diributkan. ”Hari ini kita saksikan panorama pengelolaan kepentingan partai-partai yang sangat berbeda. Tapi semua proses berlangsung sangat demokratis tanpa ada stigma kontrol atas mereka itu. Ini contoh yang sangat baik, betapa polarisasi politik di antara parpol luar biasa besarnya. Jadi, kita perlu mengelola dengan sangat apik dan demokratis dan berorientasi pada pengelolaan kepentingan berbeda,” papar Anis.
Wakil Ketua
DPR, Priyo Budi Santoso yang juga Ketua DPP Partai Golkar sependapat kalau
perbedaan sikap dalam Setgab Koalisi adalah hal yang nyata dan sehat sehingga
tidak perlu setiap perbedaan sikap dibesar-besarkan. Namun ia melihat
kegundahan Demokrat pada sikap PKS dalam paripurna APBNP 2012 juga bisa
dimengerti karena itu berkaitan dengan rakyat dan pemerintahan saat ini.
Peristiwa pengambilan keputusan dalam paripurna untuk menetapkan UU Pemilu menurutnya adalah peristiwa demokrasi yang luar biasa. Terlihat bahwa tidak ada pengkotak-kotakan antara koalisi Setgab dan non koalisi.
Peristiwa pengambilan keputusan dalam paripurna untuk menetapkan UU Pemilu menurutnya adalah peristiwa demokrasi yang luar biasa. Terlihat bahwa tidak ada pengkotak-kotakan antara koalisi Setgab dan non koalisi.
”Bagi golkar
PKS di setgab biasa saja, gak usah keluar juga gak apa apa. Kami malah berharap
PKS masih bersama di Setgab koalisi. Tapi kegundahan teman-temea Demokrat juga
bisa dimengerti karena perbedaan itu sangat prinsipil. Kalau masalah APBNP
kemarin memang kaitannya langsung dengan rakyat dan pemerintahan tapi UU Pemilu
ini masalah intern kepartaian,” terangnya.
Menurut
Priyo, berkompromi dalam UU Pemilu adalah hal yang wajar karena tidak bersangkut
paut dengan publik.
Golkar
berharap PKS baik-baik saja di setgab tapi kalau ada opsi lain, PKS juga
hendaknya tidak perlu protes. Misalnya menterinya digantikan SBY, maka
hal itu jangan diprotes. Sebab pergantian itu kewenangan penuh presiden. MK pun
tidak bisa apa-apa. Kami saja kalau ada kader kami dicopot jadi mentri kami
tahu diri dan sadar tidak boleh memprotes,” pungkasnya. (ind)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar