Rabu, 09 November 2011

energi alternatif

KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Dengan Rahmat dan Karunia ALLAH SWT Tuhan Semesta Alam dan tak lupa kita curahkan junjungan serta salam kepada Baginda Nabi Besar MUHAMMAD SAW, kepada Keluarganya, kepada Sahabatnya dan kepada Seluruh Umatnya. Dengan diberikan akal yang sempurna dan kemampuan berfikir yang baik saya sangat Bersyukur dan Terima Kasih banyak kepada ALLAH SWT. Dan saya berterima kasih banyak kepada Bapak Bagus yang tidak pernah lelah dan letih dalam memberikan ilmu-ilmunya kepada saya agar saya menjadi generasi penerus yang terbaik. Maka dari itu, Saya dapat selesaikan Tugas ini dengan sebaik-baiknya. Namun, Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan Tugas ini mohon di maafkan yang sebesar-besarnya, karena kekurangan hanya milik saya dan kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa.

WASSALAMMUALAIKUM WR.WB.


                                                                                                            





                                                                                                            HORMAT SAYA


                                               RIZKY ANANDA
Latar Belakang

Sejarah pembangunan perekonomian Indonesia tidak lepas dari peranan energi. Hal itu dapat diketahui pada tahun 70-an, pada saat itu Indonesia mengalami laju pertumbuhan yang pesat pada sektor pertumbuhan pendapatan, konsumsi, dan investasi yang dimotori oleh pendapatan eksport migas yang cukup besar. Pada tahun 1980, minyak LNG (Liquified Natural Gas ) menerima 74 % dari penerimaan export, sedangkan untuk penerimaan pemerintah dari sektor minyak  dan LNG menerima 69% pada tahun 1980. (Partowidagdo, 1992:20). Sampai saat ini energi masih merupakan faktor yang luar biasa pentingnya dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini  dapat terlihat dari  reaksi masyarakat dalam menanggapi tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pada tanggal 1 Maret 2005 yang lalu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata naik sekitar 30 % dan kemudian naik kembali pada awal Oktober 2005 dimana yang dulunya harga minyak tanah Rp.700,- sekarang menjadi Rp.2000,-, sedangkan untuk premium dan solar sebelumnya harga Rp.2400,- dan Rp.2100,- kini menjadi Rp.4500,- dan Rp.4300,-(Jawa Post,3  Oktober 2005).
Peranan Sumber daya alam sebagai energi dalam kehidupan sangat banyak, tersedianya sumber daya alam dan energi juga terbatas dibandingkan dengan kebutuhan sumber daya alam itu sendiri sehingga kita dituntut untuk  menggunakan sumber daya alam yang langka itu seefektif mungkin (Suparmoko.1997:10-11).
           
 Konsumsi BBM secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada sisi lain, produksi minyak bumi dalam negeri menujukan penurunan. Dalam setahun terakhir ini saja PERTAMINA perlu 12 juta Kiloliter solar, begitu juga dengan premium perbulannya .Setiap bulan, impor minyak mentah dan BBM sebesar 1,5 Milyar Dollar AS (15 Trilliun Rupiah) (Syah,2006:3).



TUJUAN

a.       Untuk mengetahui bahwa bbm bisa di gantikan oleh minyak sawit.
b.      Agar mahasiswa tertarik mencaritahu bagaimana bbm bisa di gantikan oleh minyak sawit.


ISI MATERI
Energi alternatif pengganti BBM (potensi limbah biomassa sawit)
            Gejolak yang muncul akibat keputusan pemerintah menaikkan harga BBM memunculkan kesadaran bahwa selama ini bangsa Indonesai sangat tergantung pada sumber energi tak-terbarukan. Cepat atau lambat sumber energi tersebut akan habis. Salah satu solusi mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang dimiliki bangsa ini. Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi terbarukan sebesar 311.232 MW, namun kurang lebih hanya 22% yang dimanfaatkan. Masyarakat Indonesia terlena dengan harga BBM yang murah, sehingga lupa untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Sumber energi terbarukan yang tersedia antara lain bersumber dari tenaga air ( hydro ), panas bumi, energi cahaya, energi angin, dan biomassa.
           Potensi energi terbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari biomassa. Potensi energi biomassa sebesar 50 000 MW hanya 320 MW yang sudah dimanfaatkan atau hanya 0.64% dari seluruh potensi yang ada. Potensi biomassa di Indonesia bersumber dari produk samping sawit, penggilingan padi, kayu, polywood, pabrik gula, kakao, dan limbah industri pertanian lainnya. Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil (CPO) menghasilkan biomassa produk samping yang jumlahnya sangat besar. Tahun 2004 volumen produk samping sawit sebesar 12 365 juta ton tandan kosong kelapa sawit (TKKS), 10 215 juta ton cangkang dan serat, dan 32 257 – 37 633 juta ton limbah cair ( Palm Oil Mill Effluent /POME). Jumlah ini akan terus meningkat dengan meningkatnya produksi TBS Indonesia. Produksi TBS Indonesia di tahun 2004 mencapai 53 762 juta ton dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 64 000 juta ton.
        Biomassa dari produk samping sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Salah satunya adalah POME untuk menghasilkan biogas. Potensi produksi biogas dari seluruh limbah cair tersebut kurang lebih adalah sebesar 1075 juta m 3 . Nilai kalor ( heating value ) biogas rata-rata berkisar antara 4700–6000 kkal/m 3 (20–24 MJ/m 3 ). Dengan nilai kalor tersebut 1075 juta m 3 biogas akan setara dengan 516 _ 000 ton gas LPG, 559 juta liter solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5052.5 MWh listrik. TKKS dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas walaupun proses pengolahannya lebih sulit daripada biogas dari limbah cair.
        Potensi energi yang dapat dihasilkan dari produk samping sawit yang lain dapat dilihat dari nilai energi panas (calorific value ). Nilai energi panas untuk masing-masing produk samping sawit adalah 20 093 kJ/kg cangkang, 19 055 kJ/kg serat, 18 795 kJ/kg TKKS, 17 471 kJ/kg batang, dan 15 719 kJ/kg pelepah.
Cangkang dan serat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam PKS. Cangkan dan serat digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk memenuhi kebutuhan steam (uap panas) dan listrik. Potensi energi dari seluruh cangkang dan serat di tahun 2004 adalah sebesar 6 451 juta MW.
        TKKS juga memiliki potensi energi yang besar sebagai bahan bakar generator listrik. Sebuah PKS dengan kapasitas pengolahan 200000 ton TBS/tahun akan menghasilkan sebanyak 44000 ton TKKS (kadar air 65%)/tahun. Nilai kalor ( heating value ) TKKS kering adalah 18.8 MJ/kg, dengan efisiensi konversi energi sebesar 25%, dari energi tersebut ekuivalen dengan 2.3 MWe ( megawatt-electric ). Total TKKS sebanyak 12365 juta ton di tahun 2004 berpotensi menghasilkan energi sebesar 23463.5 juta MWe.
Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan produk samping sawit sebagi sumber energi terbarukan. Kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mengalami pertumbuhan sangat pesat.
         Pada periode tahun 1980-an hingga pertengahan tahun 1990-an luas areal kebun meningkat dengan laju 11% per tahun. Sejalan dengan luas area produksi CPO juga meningkat dengan laju 9.4% per tahun. Sampai dengan tahun 2010 produksi CPO diperkirakan meningkat dengan laju 5-6% per tahun, sedang untuk periode 2010 – 2020 pertumbuhan produksi berkisar antara 2% - 4%.
Pengembangan produk samping sawit sebagai sumber energi alternatif memiliki beberapa kelebihan. Pertama , sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang bersifat renewable sehingga bisa menjamin kesinambungan produksi. Kedua , Indonesia merupakan produsen utama minyak sawit sehingga ketersediaan bahan baku akan terjamin dan industri ini berbasis produksi dalam negeri.
        Ketiga , pengembangan alternatif tersebut merupakan proses produksi yang ramah lingkungan. Keempat , upaya tersebut juga merupakan salah satu bentuk optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan nilai tambah.
Melalui Kep.Men. No. 1122 K/30/MEM/2002 tentang Distribusi Pembangkit Listrik Skala Kecil, Indonesia mulai mengembangkan energi terbarukan. Pada tahun 2002 sangat gencar dikampanyekan penggunaan gas pada kendaraan bermotor. Namun, kemudian tak terdengar lagi kabarnya sekarang.
         Tahun 2005 Indonesia mendapatkan bantuan sebesar $ US 500.000 dollar dari ADB (Bank Pembangunan Asia) untuk mengembangkan energi terbarukan dari limbah cair kelapa sawit (Kompas, 27 Desember 2004).
Teknologi yang sudah berhasil dikembangkan di Indonesia adalah pembuatan briket arang dari cangkang dan serat sawit. Produk briket yang dihasilkan telah memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI). Kelebihan lainnya dari briket ini adalah permukaanya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan.
           Pengembangan biomassa kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan harus dibarengi dengan pengembangan teknologi-tenologi lainnya. Misalnya adalah pengembangan kendaraan berbahan bakar gas dan listrik. Selain bersifat terbarukan ( renewable ) penggunaan bahan bakar gas dan listrik lebih ramah lingkungan dari pada BBM. Teknologi ini sudah banyak dipakai di negara-negara Eropa, seperti Jerman, Autria, dan Amerika. Bahkan di India sudah banyak bis-bis kota yang berbahan bakar gas.
           Belajar dari pengalaman tahun 2002, jangan terulang lagi kampanye bahan bakar gas yang hanya sesaat. Pengembangan energi alternatif dari sumber-sumber yang dapat diperbaharui adalah suatu keharusan. Kesungguhan dan keseriusan pemerintahan SBY dalam hal ini sangat diharapkan.



Kesimpulan
       bahwa bbm bisa di gantikan dengan kelapa sawit. Asal kita tahu bagaimana cara mengubah dari minyak sawit ke bbm. Pemerintah juga harus tanggap bagaimana cara pengolahannya agar rakyat tidak harus membayar mahal untuk membeli bbm.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
www.wipedia.com
www.insiansi-esdm.co.id 
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar